Opinion Peblika

Opinion Peblika
Suasana Foto Galian Tanah Tambang C Tanpa Melalui SRKL dan AMDAL di Wakatobi

Kamis, 08 Maret 2012

BUAT APA KUDETA ! RAKYAT TAK UNTUNG ?

OLEH : SYARIFUDIN ZUHRI


Kudeta? Hari gini masih ada yang mau kudeta? Yang benar saja! Tak jaman lagi ingin berkuasa dengan menggulingkan pemerintah yang syah. Jentel dikit dong ah! Kudeta itu bukan masa lagi, bukan jamannya lagi ingin berkuasa, lantas mengkudeta pemerintahan yang syah. Di Indonesia tak kenal perebutan kekuasaan dengan kudeta, walau ada yang menulis bahwa peristiwa Pembrontakan G 30 S PKI adalah kudeta terselubung, tapi sampai saat tak terdengar bahwa itu adalah kudeta. Nyatanya pergantian kekuasaan berjalan antara Orde Lama( Orla) ke Orde Baru( Orba).
Kemudian ketika pergantian rezim Orba ke Orede Reformasi berjalan sebagaimana adanya, tak ada kudeta! Soeharto turun atau mundur setelah mendapat tekanan sedemikian rupa dari seluruh elemen masyarakat dan akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Soeharto mundur setelah berkuasa 32 tahun. Kemudian kepemimpinan berganti berturut-turut dari dari Soeharto ke Habibie, Gus Dur, Megawati dan sekarang SBY. Semuanya berjalan sesuai dengan konstitusi. Habibie sebagai Presiden transisi dapat menyelenggarakan Pemilu 1999 melahirkan Gus Dur sebagai RI1.
Ketika Gus Dur diturunkan oleh MPR, itupun bukan karena kudeta, tapi karena kasus Bulog Gate, yang sampai saat ini tak terdengar apa dan bagaimana selanjutnya, Gus Dur diturunkan, tapi Gus Dur tak diajukan ke pengadilan, tanya kenapa? Kemudian naik Megawati sebagai Presiden menggantikan Gus Dur yang diturunkan, bukan karena Megawati melakukan kudeta, ini karena konstitusi juga, dimana dikatakan dalam UUD 45, bila Presiden berhalangan tetap, diturunkan dan berbagai alasan lain sehingga tak dapat bekerja, maka wakilnya akan menggantikannya secara otomatis sampai akhir masa jabatan Presiden tersebut.
Kemudian ada pergantian Presiden dari Megawati ke SBY, ini juga bukan karena kudeta, tapi karena konstitusi dengan diadakannya Pemilu secara langasung pada tahun 2004 dan 2009. SBY jadi Presiden yang pertama  dipilih secara langsung oleh rakyat dan ini syah. Jadi dalam sistem ketatanegaraan Indonesia tak dikenal adanya sistem kudeta, tak dikenal adanya perebutan kekuasaan karena Presidennya digulingkan! Tak ada itu, dan wajib kita sukuri sebagai sebuah bangsa yang beradab, tidak barbar.
Lalu kalau sekarang ada isu Kudeta, apa pula itu? Isu dari mana itu? Pemerintah jangan membuat rakyat tambah pusing, BBM dinaikan ya naikan saja, ini saja sudah membuat rakyat pusing tujuh keliling. Jangan rakyat ditambah lagi dengan isu-isu yang tak mendasar. Lagi pula kalau mau kudeta, kenapa pakai bilang-bilang, pihak yang mau kudeta pasti secara diam-diam menyusun kekuatan bersenjata, loh senjatanya dari mana? Panglima kan sudah “di tangan”, kekuatan TNI masih “di tangan”, kekuatan pemerintahan masih” di tangan”, kekuatan dana dan daya juga masih ” di tangan”, apa lagi yang mau ditakuti?
Rakyat Indonesia permintaannya tak neko-neko, cukup sandang pangan dan hidup sejahtera, itu saja.  Rakyat jangan dibuat susah lagi dengan isu-isu “miring”.  Kalau mau kudetapun harus punya kekuatan pendukung yang sangat besar dan biaya yang tak kecil untuk menggerakan rakyat, itupun kalau rakyat mau. Jadi biarkan rakyat berkerja dengan aman, nyaman, tentram dan tak ada ketakutan. Rakyat sudah pusing dengan kenaikan harga-harga dan biaya hidup, pusing dengan biaya sekolah yang mahal, pusing dengan berbagai macam uang pangkal, pusing dengan berbagai biaya yang harus dikeluarkan agar tetap hidup dan bertahan hidup.
Isu kudeta bukan jamannya lagi, lagi pula bila ada kudeta, apa manfaatnya buat rakyat? Jangan-jangan yang mengkudeta lebih buruk cara pemerintahan, bagaimana tidak lebih buruk, loh cara berkuasanya atau jadi Presidennya saja caranya tidak jentel, alias pakai kudeta, padahal kudeta itu bukan cara yang konstitusional, alias merebut kekuasaan yang resmi. Nah kalau caranya saja sudah salah, bagaimana mau memerintah dengan baik, jangan-jangan malah menjadi diktator! Dan menindas rakyat, agar kekuasaan hasil kudetanya tetap langgeng.
Dan kalaupun benar terjadi kudeta, itu akan menjadi preseden buruk di pemerintahan selanjutnya. Jadi kudeta akan di balas dengan kudeta. Yang dikudeta menyusun kekutan baru untuk mengkudeta lagi, begitu seterusnya. Lihat pengalaman Thailand dan Pakistan! Hati-hati dengan isu kudeta, itu bukan sesuatu yang dainggap ringan, itu sulit dan membahayakan sistem ketetanegaraan kita selanjutnya. Jangan, jangan dan jangan ada kudeta oleh siapapun, kasihan rakyat! Lebih baik menyusun kekuatan dan bersabar menjelang Pemilu 2014 nanti!
Mangapa isu kudeta tak laku di jual pada masyarakat? Banyak alasannya, mari kita coba bahas satu demi satu.
1. Kalau mau disamakan isu kudeta, ya seperti isu “Dewan Jenderal”, mungkin ini terlalu jauh, tapi isu kudeta telah membuat rakyat berpecah belah, siapa yang mau dipercaya, pemerintah yang mengeluarkan isu itu, atau yang membatah adanya isu itu? Pemerintah yang sekarang berkuasan jangan takut pada isu kudeta itu, selama pemerintah dapat mensejahterkan rakyatnya, isu kudeta itu akan mati dengan sendirinya. Rakyat sudah cerdas dan tak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak ada ujung pangkalnya. Pengalihan isu, hanya membuat rakyat semkin tak percaya pada pemerintah sekarang, nah kan tambah repot.
2. Isu kudeta hanya membuat pihak-pihak yang tak setuju dengan pemerintah sekarang semakin punya sumbu untuk menyulut rakyat, ibarat bensin akan mudah membakar, apa lagi kalau percikan apinya begitu banyak, bisa runyam nantinya. Isu kudeta tak bisa menutupi kasus-kasus yang sedang disorot oleh masyarakat, korupsi! Ini yang perlu diberantas oleh pemerintahn sekarang ini. Dengan sisa waktu yang tersedia, bisa menaikan citra, apa lagi kalau yang ditangkap koruptor kelas  paus dan digantung atau dihukum mati, wah pasti citra pemerintah naik dan rakyat semakin percaya pada pemerintah.
3. Isu kudeta sudah membuat pusing, apa lagi kalau terjadi kudeta beneran, itu hanya akan menjadi bumerang dan pemerintahan menjadi tak stabil, karena yang dikudeta atau orang disekeliling yang dikudeta akan balas dendam dan menyusun kekuatan baru untuk mengkudeta kembali, entah oleh anak, saudara, teman dan lain sebagainya. Maka bila berhasil balas dendam dan menduduki jabatan kepresidenan, pihak yang dikudeta oleh yang balas dendam, maka yang dikudetapun akan menyusun lagi kekuatan untuk mengkudeta kembali, begitu seterusnya. Lalu rakyatlah yang menjadi korban, apa lagi kudetanya bersenjatan atau berdarah-darah, wah ini akan menimbulkan banjir darah yang tak berkesudahan, lalu kapan Indonesia bisa maju, kalau sebentar-sebentar ada kudeta?
4. Isu kudeta tak menguntungkan rakyat, rakyat tak dapat apa-apa dengan isu kudeta tersebut! Rakyat tak perlu ditakut-takuti dengan isu kudeta, karena rakyat tak memegang kekuasaan! Jadi yang takut adanya kudeta itu siapa? Bukankah ini berarti pemerintah yang takut pada kudeta? Loh mengapa takut pada kudeta? Bukankah kekuasaan itu hanya “tempelen” saja, kekuasaan itu hanya amanah, bersifat fana dan tak abadi! Jadi kapanpun bisa hilang, entah dengan cara damai, dengan konstitusional, dengan cara direbut atau dikudeta. Loh mengapa takut kalau kekuasaan direbut atau diambil orang lain? Bukankah kekuasaan itu sipatnya hanya sementara? Fokus saja pada kesejahteraan rakyat, kalau rakyat dapat disejahterakan, yakinlah rakyat tak akan mengkudeta dan tak akan mau diajak kudeta oleh siapapun! Buat apa kudeta? Tak ada untungnya bagi rakyat!
5. Pemerintah sebaiknya mempersiapkan UU Pemilu 2014 yang lebih baik dari UU Pemilu sebelumnya, tak perlu mengeluarkan isu kudeta, yang menandai bahwa pemerintah takut kekusaannya jatuh. Dan dengan UU Pemilu yang baru sukur-sukur dapat membuat jumlah partai tak tambah banyak, bahkan jika bisa, dibuat 3 partai saja, partai-partai yang seide, sealiran bergabung saja. Kebanaykan partai juga membuat rakyat semakin percaya, bahwa rakyat tak dibela, partai-partai hanya mencari kekuasaan, bukan bertujuan mensejahterakan rakyat. Kalau memang benar -benar membela rakyat, ayo buktikan partai tak perlu banyak-banyak! Buat apa partai  banyak-banyak, kalau tak membuat rakyat tambah sejahtera?
Itulah 5 hal mengapa isu kudeta tak laku di jual, dan andapun bisa menambahkannya. Namun yang penting bagi kita semuanya, jangan mudah dipecah belah atau mudah diadu domba oleh apa dan siapapun. Isu kudeta hanya “isapan jempol” belaka, dan kalaupun terjadi, yang naik atau berkuasa,  jelas yang mengkudeta, bukan rakyat! Dan yang mengkudeta belum tentu lebih baik cara menjalankan pemerintahannya ketimbang yang sekarang. Kalaupun yang sekarang belum baik, ya sabar saja, tahun 2014 toh tak lama lagi. Kalau ada kudeta sekarang, lagi-lagi rakyat akan jadi korban!

Sumber : http://politik.kompasiana.com/2012/03/08/buat-apa-kudeta-rakyat-tak-untung/