OLEH : SYARIFUDIN ZUHRI
Kudeta?
Hari gini masih ada yang mau kudeta? Yang benar saja! Tak jaman lagi ingin berkuasa dengan menggulingkan pemerintah yang syah.
Jentel dikit dong ah! Kudeta itu bukan masa lagi, bukan jamannya lagi ingin
berkuasa, lantas mengkudeta pemerintahan yang syah. Di Indonesia tak kenal
perebutan kekuasaan dengan kudeta, walau ada yang menulis bahwa peristiwa
Pembrontakan G 30 S PKI adalah kudeta terselubung, tapi sampai saat tak
terdengar bahwa itu adalah kudeta. Nyatanya pergantian kekuasaan berjalan
antara Orde Lama( Orla) ke Orde Baru( Orba).
Kemudian
ketika pergantian rezim Orba ke Orede Reformasi berjalan sebagaimana adanya,
tak ada kudeta! Soeharto turun atau mundur setelah mendapat tekanan sedemikian
rupa dari seluruh elemen masyarakat dan akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998
Soeharto mundur setelah berkuasa 32 tahun. Kemudian kepemimpinan berganti
berturut-turut dari dari Soeharto ke Habibie, Gus Dur, Megawati dan sekarang
SBY. Semuanya berjalan sesuai dengan konstitusi. Habibie sebagai Presiden
transisi dapat menyelenggarakan Pemilu 1999 melahirkan Gus Dur sebagai RI1.
Ketika
Gus Dur diturunkan oleh MPR, itupun bukan karena kudeta, tapi karena kasus
Bulog Gate, yang sampai saat ini tak terdengar apa dan bagaimana selanjutnya,
Gus Dur diturunkan, tapi Gus Dur tak diajukan ke pengadilan, tanya kenapa?
Kemudian naik Megawati sebagai Presiden menggantikan Gus Dur yang diturunkan,
bukan karena Megawati melakukan kudeta, ini karena konstitusi juga, dimana
dikatakan dalam UUD 45, bila Presiden berhalangan tetap, diturunkan dan
berbagai alasan lain sehingga tak dapat bekerja, maka wakilnya akan
menggantikannya secara otomatis sampai akhir masa jabatan Presiden tersebut.
Kemudian
ada pergantian Presiden dari Megawati ke SBY, ini juga bukan karena kudeta,
tapi karena konstitusi dengan diadakannya Pemilu secara langasung pada tahun
2004 dan 2009. SBY jadi Presiden yang pertama dipilih secara langsung
oleh rakyat dan ini syah. Jadi dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia tak dikenal adanya sistem kudeta, tak dikenal
adanya perebutan kekuasaan karena Presidennya digulingkan! Tak ada itu,
dan wajib kita sukuri sebagai sebuah bangsa yang beradab, tidak barbar.
Lalu
kalau sekarang ada isu Kudeta, apa pula itu? Isu dari mana itu? Pemerintah jangan membuat rakyat tambah
pusing, BBM dinaikan ya naikan saja, ini saja sudah membuat rakyat pusing
tujuh keliling. Jangan rakyat ditambah lagi dengan isu-isu yang tak mendasar.
Lagi pula kalau mau kudeta, kenapa pakai bilang-bilang, pihak yang mau kudeta
pasti secara diam-diam menyusun kekuatan bersenjata, loh senjatanya dari mana?
Panglima kan sudah “di tangan”, kekuatan TNI masih “di tangan”, kekuatan
pemerintahan masih” di tangan”, kekuatan dana dan daya juga masih ” di tangan”,
apa lagi yang mau ditakuti?
Rakyat
Indonesia permintaannya tak neko-neko, cukup sandang pangan dan hidup
sejahtera, itu saja. Rakyat
jangan dibuat susah lagi dengan isu-isu “miring”. Kalau mau
kudetapun harus punya kekuatan pendukung yang sangat besar dan biaya yang tak
kecil untuk menggerakan rakyat, itupun kalau rakyat mau. Jadi biarkan rakyat berkerja dengan aman, nyaman,
tentram dan tak ada ketakutan. Rakyat sudah pusing dengan kenaikan
harga-harga dan biaya hidup, pusing dengan biaya sekolah yang mahal, pusing
dengan berbagai macam uang pangkal, pusing dengan berbagai biaya yang harus
dikeluarkan agar tetap hidup dan bertahan hidup.
Isu
kudeta bukan jamannya lagi, lagi pula bila ada kudeta, apa manfaatnya buat
rakyat? Jangan-jangan yang mengkudeta lebih buruk cara pemerintahan, bagaimana
tidak lebih buruk, loh cara berkuasanya atau jadi Presidennya saja caranya
tidak jentel, alias pakai kudeta, padahal kudeta itu bukan cara yang konstitusional, alias merebut kekuasaan yang
resmi. Nah kalau caranya saja
sudah salah, bagaimana mau memerintah dengan baik, jangan-jangan malah menjadi
diktator! Dan menindas rakyat, agar kekuasaan hasil kudetanya tetap langgeng.
Dan
kalaupun benar terjadi kudeta, itu akan menjadi preseden buruk di pemerintahan
selanjutnya. Jadi kudeta akan di balas dengan kudeta. Yang dikudeta menyusun
kekutan baru untuk mengkudeta lagi, begitu seterusnya. Lihat pengalaman
Thailand dan Pakistan! Hati-hati dengan
isu kudeta, itu bukan sesuatu yang dainggap ringan, itu sulit dan
membahayakan sistem ketetanegaraan kita selanjutnya. Jangan, jangan dan jangan
ada kudeta oleh siapapun, kasihan rakyat! Lebih baik menyusun kekuatan dan bersabar menjelang Pemilu 2014 nanti!
Mangapa
isu kudeta tak laku di jual pada masyarakat? Banyak alasannya, mari kita coba
bahas satu demi satu.
1.
Kalau mau disamakan isu kudeta, ya seperti isu “Dewan Jenderal”, mungkin ini
terlalu jauh, tapi isu kudeta telah
membuat rakyat berpecah belah, siapa yang mau dipercaya, pemerintah yang
mengeluarkan isu itu, atau yang membatah adanya isu itu? Pemerintah yang
sekarang berkuasan jangan takut pada isu kudeta itu, selama pemerintah dapat
mensejahterkan rakyatnya, isu kudeta itu akan mati dengan sendirinya. Rakyat
sudah cerdas dan tak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak ada ujung
pangkalnya. Pengalihan isu, hanya membuat rakyat semkin tak percaya pada
pemerintah sekarang, nah kan tambah repot.
2.
Isu kudeta hanya membuat pihak-pihak yang tak setuju dengan pemerintah sekarang
semakin punya sumbu untuk menyulut rakyat, ibarat bensin akan mudah membakar,
apa lagi kalau percikan apinya begitu banyak, bisa runyam nantinya. Isu kudeta tak bisa menutupi kasus-kasus yang
sedang disorot oleh masyarakat, korupsi! Ini yang perlu diberantas oleh
pemerintahn sekarang ini. Dengan sisa waktu yang tersedia, bisa menaikan citra,
apa lagi kalau yang ditangkap koruptor kelas paus dan digantung atau
dihukum mati, wah pasti citra pemerintah naik dan rakyat semakin percaya pada
pemerintah.
3.
Isu kudeta sudah membuat pusing, apa lagi kalau terjadi kudeta beneran, itu hanya akan menjadi bumerang dan
pemerintahan menjadi tak stabil, karena yang dikudeta atau orang disekeliling
yang dikudeta akan balas dendam dan menyusun kekuatan baru untuk mengkudeta
kembali, entah oleh anak, saudara, teman dan lain sebagainya. Maka bila
berhasil balas dendam dan menduduki jabatan kepresidenan, pihak yang dikudeta
oleh yang balas dendam, maka yang dikudetapun akan menyusun lagi kekuatan untuk
mengkudeta kembali, begitu seterusnya. Lalu rakyatlah yang menjadi korban, apa
lagi kudetanya bersenjatan atau berdarah-darah, wah ini akan menimbulkan banjir
darah yang tak berkesudahan, lalu kapan Indonesia bisa maju, kalau
sebentar-sebentar ada kudeta?
4. Isu kudeta tak menguntungkan rakyat, rakyat
tak dapat apa-apa dengan isu kudeta tersebut! Rakyat tak perlu
ditakut-takuti dengan isu kudeta, karena rakyat tak memegang kekuasaan! Jadi
yang takut adanya kudeta itu siapa? Bukankah ini berarti pemerintah yang takut
pada kudeta? Loh mengapa takut pada kudeta? Bukankah kekuasaan itu hanya
“tempelen” saja, kekuasaan itu hanya amanah, bersifat fana dan tak abadi! Jadi
kapanpun bisa hilang, entah dengan cara damai, dengan konstitusional, dengan
cara direbut atau dikudeta. Loh mengapa takut kalau kekuasaan direbut atau
diambil orang lain? Bukankah kekuasaan itu sipatnya hanya sementara? Fokus saja pada kesejahteraan rakyat, kalau
rakyat dapat disejahterakan, yakinlah
rakyat tak akan mengkudeta dan tak akan mau diajak kudeta oleh siapapun!
Buat apa kudeta? Tak ada untungnya bagi rakyat!
5.
Pemerintah sebaiknya mempersiapkan UU Pemilu 2014 yang lebih baik dari UU
Pemilu sebelumnya, tak perlu
mengeluarkan isu kudeta, yang menandai bahwa pemerintah takut kekusaannya jatuh.
Dan dengan UU Pemilu yang baru sukur-sukur dapat membuat jumlah partai tak
tambah banyak, bahkan jika bisa, dibuat 3 partai saja, partai-partai yang
seide, sealiran bergabung saja. Kebanaykan partai juga membuat rakyat semakin
percaya, bahwa rakyat tak dibela, partai-partai hanya mencari kekuasaan, bukan
bertujuan mensejahterakan rakyat. Kalau memang benar -benar membela rakyat, ayo
buktikan partai tak perlu banyak-banyak!
Buat apa partai banyak-banyak, kalau tak membuat rakyat tambah sejahtera?
Itulah
5 hal mengapa isu kudeta tak laku di jual, dan andapun bisa menambahkannya.
Namun yang penting bagi kita semuanya, jangan mudah dipecah belah atau mudah
diadu domba oleh apa dan siapapun. Isu kudeta hanya “isapan jempol” belaka, dan
kalaupun terjadi, yang naik atau berkuasa, jelas yang mengkudeta, bukan
rakyat! Dan yang mengkudeta belum tentu lebih baik cara menjalankan
pemerintahannya ketimbang yang sekarang. Kalaupun yang sekarang belum baik, ya
sabar saja, tahun 2014 toh tak lama lagi. Kalau ada kudeta sekarang, lagi-lagi
rakyat akan jadi korban!
Sumber :
http://politik.kompasiana.com/2012/03/08/buat-apa-kudeta-rakyat-tak-untung/