OLEH : ARY BOLU
Dari
Baubau Membidik Dunia
Lahir
pada tanggal 20 April 1967, ia adalah putri dari Almarhum Bapak La Ode Maane
Bolu dan Almarhumah Ibu Wa Ode Hasinah Hamidi. Ayahandanya dikenal sebagai
seorang tokoh pendidikan di Sulawesi Tenggara. Ibundanya adalah putri dari
Oputa yi Malige La Ode Hamidi, Sultan Buton ke 37, dikenal sebagai tokoh
pendidikan wanita di zamannya, Direktur Sekolah Putri yang pertama di Sulawesi
Tenggara yang menjadi cikal bakal sekolah SKKP dan SKKA/SMKK Baubau.
Sepeninggal ibunya, ia besar bersama ‘ibu keduanya’, Almarhumah Ibu Wa Ode
Mufliha Maane, putri dari Yang Mulia Oputa yi Baadia La Ode Falihi, Sultan
Buton ke 38. Beliau juga berlatarbelakang sebagai pendidik yang dikenal aktif
dalam kepramukaan, kebudayaan, dan kewanitaan di tingkat provinsi.
Meski
terlahir dari keluarga bangsawan yang sangat kental dan dari orangtua yang
dikenal sebagai tokoh masyarakat, hal itu tidak membuat ia dan
saudara-saudaranya besar kepala dan sombong. Orangtuanya selalu menyadarkan
mereka untuk tidak terbuai oleh nama besar leluhur, sehingga ia dan
saudara-saudaranya tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang rendah hati dan
merakyat, serta dapat diterima dalam pergaulan di segala kalangan. Kedua
orangtuanya yang berlatar belakang sebagai guru sangat mengutamakan pendidikan.
Mereka dididik dengan disiplin tinggi dan kerja keras, dipacu menuntut ilmu
setinggi-tingginya dan berlomba-lomba mengukir prestasi pada bidang minat
masing-masing. Tak heran, WHB dan saudara-saudaranya dikenal sebagai
pribadi-pribadi yang cerdas, mandiri dan tangguh. Mereka bersaudara mampu
meraih beasiswa dari mancanegara untuk menempuh pendidikan dan pelatihan di
berbagai belahan dunia seperti Jerman, Negeri Belanda, Amerika, Italia,
Spanyol, Jepang, dan Pakistan. WHB bahkan sempat mencicipi kehidupan di negeri
Jerman selama sepuluh tahun bersama suami dan kedua putra-putrinya yang juga
lahir di Jerman.
Pendidikan
yang tinggi dan kehidupan yang moderen tak membuat WHB lupa akan jati dirinya
sebagai seorang muslimah dan sebagai seorang putri Buton. Ia lahir, tumbuh
berkembang dan melewati masa kecil hingga remajanya di Baubau dalam lingkungan
keluarga besar ayahandanya dan nenekda di Malige. Lingkungan keluarga yang
berpikiran maju namun kental memegang adat istiadat memberi corak tersendiri
bagi kepribadian WHB. Penguasaanya terhadap karya seni tari-tarian dan lagu
Buton serta bahasa Buton dan Wanci/Wakatobi semakin menyempuranakan sosoknya
sebagai seorang putri Buton.
Ia
adalah sosok yang berpikiran terbuka, namun shaleh, tetap santun dan koadhati.
Siapapun yang mengenal WHB dengan baik, akan mengakui bahwa ia adalah sosok
yang memiliki integritas tinggi, pribadi yang shaleh, lurus dan tulus hati,
berani dan tegas, namun tetap santun, ramah dan hangat.
Jejak
prestasi WHB dapat diurut jauh sejak ia melewati masa kecilnya di Kota Baubau.
Saat menempuh pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Setia Baubau dibawah pimpinan
Almarhum Ibu Sia Kaluku, WHB telah mengukirkan prestasi sebagai Juara
Menggambar untuk Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara. Selanjutnya, sepanjang
masa pendidikan dasar di SD Negeri 2 Teladan Baubau dibawah Kepala Sekolah
Almarhum La Ode Nadi, ia mulai memupuk bakatnya yang beragam. Ia seringkali
mewakili sekolahnya dan berprestasi dalam berbagai cabang olahraga, seperti
badminton, cabang-cabang atletik, serta seni tari, cerdas cermat, dan Pramuka.
Di bawah bimbingan Almarhum La Ode Imaduddin ia bermain musik, dan dibawah
binaan Pamannya sendiri, Almarhum La Ode Umuri Bolu, ia kerap mewakili
Kabupaten Buton sebagai duta seni memperkenalkan kesenian Buton ke luar daerah.
Namun prestasi-prestasi yang diukirnya sama sekali tidak membiaskan
pendidikannya. Lingkungan keluarga besarnya yang pendidik sangat menekankan
pentingnya pendidikan. Sepanjang sekolah dasar ia selalu menjadi juara kelas,
bahkan menamatkan sekolah dasar sebagai Murid Teladan.
Sekolah
menengah pertama ia tempuh di SMP Negeri 1 Baubau. Pada masa ini ia mulai
tertarik pada kegiatan teater, yang mengantarkannya bergabung dengan Teater
Romantika dibawah asuhan Bapak La Ode Masrin Abidin. Demikian pula, aktivitasnya
dalam seni vokal dan tari semakin berkembang. Ia kerap mewakili sekolah pada
berbagai lomba grup vokal dan tari, bahkan mewakili Kabupaten Buton mengikuti
Festival Tari hingga ke Kendari dan Makassar.
Pada
masa SMP ini pula ia menunjukkan bakat dan minatnya dalam berorganisasi. Ia
mulai bergelut dengan aktivitas OSIS – Organisasi Siswa Intra Sekolah - bahkan
sempat menjadi Wakil Ketua OSIS SMP Negeri 1 Baubau. Aktivitasnya di Pramuka
memberi kesempatan padanya menggali potensi kepemimpinannya. Ketika ia terpilih
sebagai salah satu peserta Jambore Nasional Pramuka di Cibubur Jakarta pada
tahun 1982 ia bahkan dipercayakan sebagai Ketua Regu, meski usianya saat itu
paling muda di antara sesama kawannya.
Prestasi
demi prestasi yang diraihnya di luar sekolah sama sekali tidak membiaskan
tekadnya dalam meraih cita-cita. Sepanjang masa SMP ia selalu menjadi juara
kelas, hingga pada tahun 1983 ia meluluskan pendidikannya di SMP Negeri 1
Baubau juga sebagai Siswa Teladan.
Setelah
menyelesaikan jenjang SMP di Baubau, ia kemudian hijrah ke Kendari. Dengan
prestasi akademik yang selalu menjadi yang terbaik memudahkannya diterima di
SMA Negeri 1 Kendari. Pembawaannya yang aktif dan kreatif mendorongnya
bergabung dalam berbagai kelompok aktivitas siswa, seperti KIR (Kelompok Ilmiah
Remaja), serta group vokal dan tari yang mewakili SMA Negeri 1 Kendari dalam
berbagai perlombaan. Ia pun dikenal sebagai pembaca puisi dan sajak yang
tangguh, yang selalu menjadi langganan juara. Pada masa itu pula ia terpilih
sebagai pembawa bendera PASKIBRA pada HUT Proklamasi RI di Tingkat Provinsi di
Kendari.
Hasrat
berkarya dan berprestasi tampaknya sudah menjadi motivasi dalam hidupnya,
sehingga aktivitasnya tidak hanya terbatas di lingkungan sekolah. Di luar
sekolah, ia aktif dalam kegiatan Karang Taruna di lingkungan tempat tinggalnya.
Ia juga bergabung dalam Drum Band Gabungan SMA se-Kendari dan bertugas sebagai Majorette.
Disamping itu, kecintaannya pada Pramuka tak lagi hanya terbatas pada aktifitas
lapangan, namun ia mulai tertarik mengembangkan potensi diri dalam
berorganisasi dengan bergabung dalam kepengurusan Kwarda – Kwartir Daerah-
Tingkat Provinsi, dimana ia sempat menduduki jabatan sebagai Bendahara.
Disadari
maupun tidak, kiprahnya dalam berbagai organisasi baik di dalam maupun diluar
sekolah telah menjadi wadah mengasah kemampuannya dalam berorganisasi dan
memimpin, tanpa memperdulikan statusnya sebagai seorang perempuan. Sehingga
ketika ia terpilih sebagai Wakil Ketua OSIS SMA Negeri 1 Kendari, ia
membuktikan bahwa memimpin adalah juga ranah perempuan.
Prestasi
demi prestasi yang diraih WHB tidak hanya terbatas di lingkup Baubau maupun
Kendari, namun jauh menembus batas Sulawesi Tenggara, mencapai level nasional.
Ketika menginjak kelas 2 SMA pada tahun 1985, ia terpilih sebagai Runner-Up 1
Puteri Remaja Indonesia di Jakarta. Dengan kemampuan akademik yang unggul,
pengalaman organisasi dan kepemimpinan, penguasaan bakat tari, seni vokal,
puisi, teater dan olahraga yang prima, serta kepribadian yang santun dan beretika,
ia berhasil mengalahkan kandidat-kandidat lain yang kala itu bahkan sudah duduk
di perguruan tinggi terkenal di Pulau Jawa. Tampil membawakan tarian
tradisional Buton, serta berbalut busana adat Kombo di pentas nasional Istora
Senayan, ia telah mengharumkan bukan hanya nama Buton, namun Provinsi Sulawesi
Tenggara. Prestasi yang pertama kali diraih remaja Sulawesi Tenggara yang tak
pernah terulang kembali.
Masih
di tahun yang sama, ia berturut-turut memenangkan seleksi pemilihan Siswa
Teladan di Kendari, lalu memenangkan seleksi tingkat provinsi, dan akhirnya
mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara untuk berlomba di Tingkat Nasional di
Jakarta. Dan kembali ia menunjukkan kapabilitasnya dan berhasil keluar sebagai
3 besar Siswa Teladan Nasional. Lagi-lagi merupakan prestasi yang belum pernah
diraih oleh siswa Sulawesi Tenggara, bahkan hingga saat ini. Dengan prestasi
gemilang itu, ia disambut dalam acara resmi oleh Gubernur Sulawesi Tenggara
saat itu, Bapak Alala, serta mendapatkan deposito pendidikan dari pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Dua
prestasi di tingkat nasional sedikit banyak telah menjadikan dirinya idola
remaja-remaja se-usianya, tidak hanya di Sulawesi Tenggara, namun tersebar di
seluruh Nusantara melalui korespondensi. Namun godaan kepopuleran sedikitpun
tidak membiaskan konsentrasinya dalam pendidikan. Bahkan prestasi akademiknya
semakin lengkap ketika ia menamatkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Kendari
sebagai Siswa Terbaik, dengan NEM (Nilai Ebtanas Murni) tertinggi se Sulawesi
Tenggara.
Setelah
lulus SMA pada tahun 1986 WHB diterima di IPB - Institut Pertanian Bogor dengan
bebas tes. Beratnya sistem perkuliahan tidak memadamkan minatnya yang besar
pada kegiatan keorganisasian dan kepemimpinan. Sejak tahun pertama ia telah
bergabung dalam kepengurusan Senat Mahasiswa. Berbagai jabatan pernah
diembannya, antara lain sebagai sekretaris Senat Fakultas Kehutanan, pengurus
inti Organisasi Mahasiswa Kehutanan se Indonesia (Sylva Indonesia), Pengurus
Organisasi Profesi Mahasiswa, Pendiri dan Pengurus Himpunan Mahasiswa dan
Keluarga Sulawesi Tenggara di Bogor, serta aktif di Perguruan Silat Merpati
Putih, kegiatan cinta alam, paduan suara, vokal group, hingga bergabung dalam
band fakultas. Kesadaran bela Negara dan kecintaannya pada bumi pertiwi
mengantarkannya bergabung dalam Korps Resimen Mahasiswa Mahawarman, bahkan
hingga kini aktif dalam komunitas Alumni Korps. Keterlibatannya dalam berbagai
organisasi tidak sekedar numpang lewat, namun menjadi terdepan. Ia mewakili
Indonesia dalam Simposium Mahasiswa Kehutanan se-Dunia yang diselenggarakan di
Wageningen, Negeri Belanda, melakukan lawatan persahabatan antar lembaga
kemahasiswaan ke beberapa negara di Eropa dan negeri tetangga di ASEAN.
Pengalaman dalam berbagai organisasi menjadikannya sosok yang semakin matang,
dengan kepribadian yang semakin lengkap.
Menempuh
kehidupan mahasiswa dengan sedemikian tingginya aktivitas tidak membiaskan
tekad dan konsentrasinya dalam meraih prestasi pendidikan terbaik. Ia tetap
konsisten mempertahankan prestasi akademiknya di atas rata-rata, bahkan meraih
predikat cum laude. Tak heran jika kemudian ia terpilih sebagai Mahasiswa
Teladan di jurusannya. Predikat keteladanan yang melengkapi predikat-predikat
teladan sepanjang rentang masa pendidikan yang demikian panjang, sejak meraih
predikat Siswa Teladan di tingkat SD, SMP dan SMA, hingga Perguruan Tinggi.
Setelah
menamatkan pendidikan di IPB, karena prestasinya ia direkomendasikan untuk
berkarya di BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), lembaga negara
yang didirikan dan dipimpin oleh Bapak Profesor Doktor BJ Habibie di kala itu.
Sebagai teknokrat di BPPT ia terlibat dalam berbagai program kerekayasaan di
berbagai daerah di seluruh Indonesia. Kiprahnya yang cemerlang mengantarkannya untuk
melanjutkan pendidikan ke Jerman dengan beasiswa dari Pemerintah Jerman.
Sepanjang masa perkuliahan di Jerman ia aktif dalam berbagai kegiatan, didalam
maupun diluar kampus, baik akademik maupun sosial kemasyarakatan. Bersama-sama
dengan para professor dan peneliti-peneliti manca negara terlibat dalam
penelitian bersama antar negara-negara Eropa yang menghasilkan beberapa
publikasi ilmiah dan buku. Ia adalah fasilitator pada Biro Internasional dan
Pusat Studi Tropis Universitas dalam mengembangkan kerjasama antar Perguruan
Tinggi Indonesia dan Perguruan Tinggi di Jerman.
Meski
tengah di rantau, di tengah padatnya aktifitas perkuliahan dan kesibukan
sebagai seorang istri dan ibu dari dua anak kecil yang juga terlahir di Jerman,
hal tersebut tak mematikan panggilan jiwanya yang selalu ingin berbagi dan
berbuat baik bagi lingkungannya, dimanapun ia berada. Bakat dan minat
kepemimpinan disalurkannya melalui PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia), dimana
selama bertahun-tahun ia aktif sebagai pengurus utama dalam kepengurusan dengan
menduduki berbagai posisi, sebagai Sekretaris, Seksi Seni dan Budaya, serta
Seksi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang memfasilitasi pertemuan-pertemuan
ilmiah mahasiswa, seminar-seminar internasional yang melibatkan lembaga-lembaga
Jerman, Indonesia dan lembaga-lembaga Jerman, serta menyelenggarakan
seminar-seminar internasional, diantaranya tentang Konsep dan Pengalaman
Pemberantasan Kemiskinan di Negara Berkembang. Bersama PPI pula ia aktif
menyelenggarakan berbagai acara untuk memperkenalkan budaya dan pariwisata
Indonesia, bahkan secara rutin turut serta dalam beberapa festival budaya yang
diadakan oleh pemerintah kota-kota di Jerman. Semasa kehidupan di Jerman pula
ia bergabung dalam komunitas LSM yang bergerak dalam bidang pemberdayaan
Sumberdaya Manusia dan Sumberdaya Alam di negera-negara berkembang yang secara
rutin menyelenggarakan pertemuan-pertemuan di berbagai kota di Jerman yang
dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswa berbagai bangsa.
Sisi
kemanusiaan WHB sangat menonjol, terlihat dari aktifitasnya mempelopori
penggalangan dana, baik zakat, infaq dan sedekah dari komunitas muslim berbagai
bangsa maupun sumber-sumber lain untuk kegiatan kemanusiaan yang disalurkan
diantaranya ke kampung halaman Baubau. Ketika bencana tsunami di Aceh terjadi,
secara cepat dan tanggap ia bersama PPI menggerakkan masyarakat Jerman untuk
aksi penggalanan bantuan. Kemampuannya dalam membangun jaringan (networking)
dan kecerdasan dalam me-lobby membuatnya dipercaya sebagai juru bicara
yang membuka jaringan komunikasi dengan berbagai lembaga Pemerintah,
Universitas, kalangan swasta dan LSM Jerman. Kelompok Kerja ini menjadi sorotan
berbagai media Jerman, baik radio, Koran dan televisi regional dan nasional,
karena merupakan kelompok kerja pelopor yang terbentuk pasca tsunami Aceh.
Kelompok Kerja inilah yang menjadi cikal bakal kerjasama Pemerintah Jerman dan
Pemerintah Provinsi NAD dalam pembangunan SDM pendidikan tinggi dalam bentuk
bantuan dana pembangunan sarana dan prasarana kampus dan pemberian beasiswa
bagi dosen-dosen untuk menempuh pendidikan lanjutan di Jerman.
Setelah
pulang ke Tanah Air, ia kembali bekerja di BPPT. Lebih dari 20 tahun bekerja
sebagai teknokrat kecerdasan dan pengalamannya teruji pada berbagai kegiatan di
berbagai daerah di seluruh Indonesia. Ia adalah koordinator dan peneliti utama
berbagai program nasional seperti pengembangan energi alternatif, pengembangan
tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan, pemetaan vegetasi dan pemberdayaan
masyarakat melalui kegiatan pertanian terpadu. Kemampuan koordinasi dan
organisasinya yang menonjol, ditunjang penguasaan teknis yang prima,
mengantarkannya mengepalai divisi pelayanan jasa dan teknologi, ia dipercaya
membangun jaringan internasional untuk berbagai riset kerjasama dengan negara-negara
asing. Demikian pula ia bertanggungjawab dalam melakukan pelayanan jasa
teknologi bagi pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota di seluruh
Indonesia, kalangan industri, BUMN, BUMD, LSM dan masyarakat. Dalam rangka
mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean government) ia
adalah tim kelompok kerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lembaganya.
Dalam
kehidupan pribadinya, ia memiliki seorang putri (14 tahun) dan seorang putra (9
tahun). Ia menikah dengan Arief Arianto Hidayat, seorang teknokrat di BPPT,
pemuda Jawa yang lahir dan besar di Bandung, putra dari Bapak Prof. Dr. Bambang
Hidayat dan Ibu Prof. Dr. Estiti Harti Sujono Hidayat yang keduanya adalah
ilmuwan, guru besar Institut Teknologi Bandung. Sebagai bentuk penghargaan
kepada adat istiadat Buton dan penghormatan kepada Keluarga Besar dan para
Leluhur, maka ia pun memilih melangsungkan pernikahannya di Tanah Leluhur
Baubau, dengan adat Buton lengkap yang bertempat di Malige.
Demikianlah,
meski bertahun merantau ke negeri orang, berbekal prestasi gemilang yang
dipupuk sejak dini semasa kecil dan remaja di Baubau, dilanjutkan dengan
pendidikan dan pengalaman di level nasional dan internasional, di mata yang
mengenalnya WHB tetaplah putri Buton yang lurus dan bersih, santun, rendah hati
dan koadhati. Ia sangat merakyat, memiliki jiwa dan kepedulian sosial yang
tinggi. Ia adalah sosok yang tangguh, berani dan bertanggungjawab, serta
senantiasa fokus pada pencapaian hasil yang unggul.
BERSAMA
– BERSIH, CERDAS, SANTUN, AMANAH
Sumber : http://www.facebook.com/groups/182030075144825/doc/427665043914659/