Opinion Peblika

Opinion Peblika
Suasana Foto Galian Tanah Tambang C Tanpa Melalui SRKL dan AMDAL di Wakatobi

Minggu, 31 Juli 2011

SULIT KALAHKAN NUR ALAM.... !

OLEH : A. SALAM 
             (Kendari Ekspres 20/07/2011)

 
Suhu politik di Sulawesi Tenggara saat ini mulai meninggi menyusul pemberitaan media massa mengenai suksesi Gubernur Sulawesi Tenggara tahun 2012 mendatang.

Berita-berita mengenai suksesi tersebut sama sekali tidak mengusik Gubernur Sultra H Nur Alam, SE. Orang nomor satu di Bumi Anoa tersebut sama sekali tidak terganggu dengan pemberitaan media mengenai kepemimpinannya. Beliau tetap menjalankan aktifitas pemerintahan seperti biasa.

Adalah hal yang wajar apabila setiap menjelang suksesi pemilihan kepala daerah baik itu Bupati/Walikota maupun Gubernur di Indonesia, pemberitaan suksesi biasanya selalu menempati rating teratas di halaman-halaman surat kabar. Hal ini merupakan konsekuensi demokrasi dimana setiap orang boleh mengeluarkan pikiran tentang kepemimpinan di daerahnya.

Sebagai seorang gubernur, Nur Alam tentu telah dapat menduga bahwa kepemimpinannya akan mendapat sorotan dari berbagai elemen masyarakat. Namun hal tersebut tidak mengendurkan semangat untuk tetap konsekuen melaksanakan pembangunan di Sulawesi Tenggara.

Ketenangan Nur Alam dalam menyikapi kondisi saat ini bisa saja lantaran beliau sangat percaya bahwa kepemimpinannya bersama HM Saleh Lasata masih didukung rakyat dan masyarakat Sultra. Sebab lain adalah bahwa kepemimpinan Gubernur saat ini telah bekerja maksimal dalam memperjuangkan harkat dan martabat serta kemajuan daerah.

Adapun gambaran mengenai keberhasilan pembangunan yang dicapai selama tiga tahun terakhir sebenarnya sudah sangat nyata. Adalah sangat benar bila Nur Alam dalam berbagai kesempatan selalu mengungkapkan bahwa pembangunan yang beliau laksanakan benar-benar berpihak pada rakyat.

Block Grant, Pembebasan biaya pengobatan dan biaya operasional pendidikan merupakan tiga contoh saja dari beberapa kebijakan kepemimpinan Gubernur Sultra. Sepanjang sejarah berdirinya Sulawesi Tenggara, baru saat inilah seluruh program yang dilaksanakan benar-benar pro rakyat.

Keberhasilan lain yang kurang diketahui masyarakat adalah keberanian Gubernur dalam memperjuangkan hak-hak daerah dalam hal bagi hasil dan kontribusi investasi pertambangan di Bumi Anoa. Betapa selama ini rakyat Sultra mengalami pembodohan berkepanjangan yang dilakukan oleh lembaga investasi pertambangan berskala internasional. Sekarang rakyat Sultra mulai sadar akan-haknya tersebut.

Memang tak dapat dipungkiri kalau setiap pemimpin akan selalu mendapat apresiasi negative dari pihak lain. Terlebih lebih menjelang suksesi seperti sekarang. Opini negatif terhadap kepemimpinan Gubernur Sultra saat ini tentu wajar-wajar saja. Namun hal tersebut tidak berpengaruh sama sekali dalam benak seorang Nur Alam.

Kondisi politik bangsa yang terjadi saat ini memang berpengaruh besar dalam efektifitas kepemimpinan gubernur sekarang. Kondisi Negara yang sangat memprihatinkan. Korupsi masih juga terjadi dengan skala sangat besar. Kondisi keuangan negara yang juga masih jauh dari harapan. Hal inilah yang turut mempengaruhi jalannya pembangunan daerah termasuk Sulawesi Tenggara.

Dengan kata lain, siapapun yang menjadi gubernur dalam kondisi bangsa seperti sekarang pasti akan mengalami kesulitan terutama dalam hal efektifitas tolak ukur keberhasilan pembangunan jika dibandingkan dengan alokasi dana yang tersedia.

Kalau kita mengikuti logika sederhana sebagai orang biasa ketenangan Nur Alam dalam menyikapi berbagai issu yang beredar di masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya

Pertama, Nur Alam sangat percaya diri. Sebagai pejabat incumbent, Nur Alam telah memiliki basis dukungan yang kuat dan jelas. Masyarakat saat ini telah menyadari bahwa kritik dari berbagai pihak terhadap kepemimpinan gubernur Nur Alam kebanyakan bersifat subyektif dan sepihak.

Kedua, Nur Alam adalah pemimpin dengan sejuta talenta. Beliau telah dapat mengendus aroma hati nurani rakyat dan mampu membaca pikiran masyarakat terhadap kepemimpinannya. Dengan kata lain, Nur Alam cepat sekali menangkap signal aspirasi masyarakat. Apa yang mereka inginkan, bagaimana melaksanakannya dan dari mana sumber dananya. Demikian pula dengan taktik dan strategi, Nur Alam tentu memiliki berbagai cara untuk menarik simpati masyarakat.

Ketiga, Nur Alam sangat menguasai medan. Sebagai gubernur pertama pilihan rakyat, tidak terlalu berlebihan bila Nur Alam sangat mengusai kondisi Bumi Anoa. Hampir dua ribu desa, kelurahan dan kecamatan di Sultra di hafalnya di luar kepala. Bukan hanya dihafal tetapi seluruh desa-desa itu pernah dimasukinya. Dengan lain perkataan, Nur Alam bukanlah pemimpin yang selalu berteori tinggi dan duduk di belakang meja menunggu laporan bawahan. Beliau langsung turun ke lapangan dan bisa menembus medan yang paling berat sekalipun.

Dari ketiga faktor di atas tidak terlalu berlebihan bila kita mengambil kesimpulan kalau Gubenur Nur Alam posisinya masih sangat kuat dan sulit untuk dikalahkan. Beberapa teman saya pernah berkomentar “Mengalahkan incumbent saja Nur Alam mampu apalagi setelah menjabat, pasti beliau bisa mempertahankannya”.

Mengenai gaya kepemimpinan, seperti telah saya tulis pada artikel sebelumnya, Nur Alam adalah pemimpin dengan beragam karakter di antaranya

Nur Alam adalah pemimpin yang akomodatif, dalam arti mampu mengakomodir keinginan masyarakat yang banyak ragamnya itu. Cara-cara seperti ini memang belum banyak dipraktekkan orang. Nur Alam rajin mendengar keluhan masyarakat dan menjawab keluhan itu secara langsung baik dalam bentuk sumbang saran terlebih-lebih sumbangan dana.
Dalam melakukan setiap kunjungan kerja ke daerah, telinga Nur Alam telah penuh oleh aspirasi dan tuntutan masyarakat yang menginginkan perubahan keadaan. Dan beliau langsung menjawab saat itu juga. Tidak memberi janji tapi memberi solusi. Desa yang butuh traktor dibelikan traktor. Yang minta dibangunkan masjid langsung diberi dana bantuan saat itu juga. Beliau rupanya faham benar peribahasa latin yang sering dilontarkan Amien Rais “Vox Populi, Supreme Lex” yang artinya suara rakyat adalah kedaulatan yang paling tinggi.

Nur Alam adalah pemimpin yang akseptabel, dalam arti dapat diterima semua pihak. Gaya kepemimpinan Nur Alam yang familiar dan terbuka ikut menentukan hingga beliau dapat merangkul seluruh komponen sosial kemasyarakatan di Sulawesi Tenggara. Ormas, OKP, NGO, Paguyuban, Kerukunan Keluarga, serta Kelompok Keagamaan semua bisa dirangkulnya dengan baik.

Nur Alam adalah pemimpin yang adaptif, dalam arti mampu menyesuaikan diri dalam keadaan apapun termasuk pada kondisi yang paling menukik. Di sinilah kapasitas dan kompentensi seorang calon pemimpin diuji kadarnya. Nur Alam mampu berorasi berjam-jam dalam struktur bahasa Indonesia yang apik dan enak didengar. Di lain waktu beliau akan mampu berdendang membawakan lagu dengan nada yang pas. Dengan kata lain, dalam kondisi apapun bila diminta oleh orang banyak, beliau selalu siap “tempur” dan berdiri di garda paling depan.

Dengan semua kenyataan atas apa yang telah dilakukan dan dicapai Nur Alam selama ini, bisa disimpulkan bahwa Nur Alam masih sangat kuat dan sulit untuk dikalahkan. (**)