Opinion Peblika

Opinion Peblika
Suasana Foto Galian Tanah Tambang C Tanpa Melalui SRKL dan AMDAL di Wakatobi

Senin, 22 April 2013

BBM Naik, Dalih APBN Hemat Vs Penghianatan Kepada Rakyat Tuk Melindungi Kapitalis Migas.

OLEH : BIA WAKATOBI
 
Kenaikan BBM pada bulan Mei mendatang merupakan penghianatan Kepada Rakyat dan merupakan perlindungan kepada Kapitalis yang berarti hanya mencari-cari sudut pandang secara korelatif yang dipaksakan.

Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi pada Mei mendatang secara jujur sangatlah tidak adil karena ada anggaran lain yang selama ini turut membebani APBN.

Dalam APBN Tahun 2013, anggaran sebesar 117,7 Triliun yang meliputi anggaran untuk membayar cicilan bunga utang sebesar 113,243 triliun dan cicilan po­kok utang 58,405 triliun harus nya dipandang akan mengalami perbaikan secara signifikan bagi geliat perekonomian sebab mengalami peningkatan dibanding APBN tahun 2012 sebesar 167,5 triliun, belum termasuk belanja birokrasi pemerintah sebesar Rp400,3 Triliun.

Tapi, mengapa anggaran sebesar ini tidak pernah dipersoalkan. Mengapa yang selalu dipersoalkan dan dipersepsikan sebagai beban APBN hanya anggaran subsidi BBM termasuk subsidi energi. Hal ini penting oleh karena anggaran subsidi BBM termasuk subsidi energi merupakan kebutuhan vital yang menggerakan roda perekonomian masyarakat. Seharusnya Ketika terjadi penyelewengan, yang dilakukan pemerintah adalah penegakan hukum secara adil dan tegas. Artinya seret pialang jahat para kapitalis itu, Bukan dengan membebani masyarakat lewat kenaikan harga BBM. Sesungguhnya penghematan sebesar Rp 30 triliun dari kebijakan dual price tidak akan sebanding dengan dampak inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok yang harus di tanggung masyarakat.

Kita semua dapat mencermati bahwa belumlah rencana kenaikan harga BBM di berlakukan, harga-harga mulai membumbung naik. Bukan itu saja, praktis isue kenaikan harga BBM menempatkan para pialang kapitalis BBM itu melakukan aksi borong dengan berbagai kecurangan yang kita semua menyaksikan penayangannya di layar TV, akhirnya berujung pada kondisi kelangkaan hingga seperti Kalimantan Timur sebagai daerah penghasil minyak besar, nampak tidak lucu memunculkan antrean panjang di setiap SPBU.

Dalih subsidi BBM akan membebani APBN hanyalah kedok semata untuk menutupi tujuan sesungguhnya yakni demi melayani kepentingan para kapitalis. Karena Selama ini, para kapitalis di sektor migas kesulitan memasarkan produk BBM karena harganya masih relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan BBM bersubsidi yang dijual Pertamina. Lewat pencabutan subsidi BBM, maka harga BBM menjadi terdongrak naik dan kompetitif. Kondisi ini membuka peluang bisnis bagi para kapitalis migas untuk ikut bermain di sektor hilir lewat penjualan BBM di SPBU SPBU asing atau sebagaimana di beritakan di TV bahwa aksi borong para pialang Kapitalis migas ini di timbun lalu di jual ke perusahaan dengan harga diatas seratus persen.

Rakyat menderita, merupakan potret yang memiris pilu hati nurani rakyat dan pada sisi yang lain menempatkan kong kali kong para kapitalis migas untuk secara sistematis mempengaruhi bahkan mengintervensi kekuasaan, begitupun mekanisme monopolistik tidak juga membuat kita sadar bahwa ada sisi perjuangan substantif yang harus dikedepankan bernama keberpihakan terhadap masyarakat kecil.*****