OLEH : KLIK SATU
KLICKSATU (Kendari) - Dalam kunjungan kerja Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Sp.A,MPH sangat memiriskan bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Menteri Kesehatan mengkritik konsep pembangunan Rumah Sakit Bahteramas yang dianggap kuno.
Selain konsep bangunan yang dinilai kurang efektif karena letaknya berjauhan, ia juga menyoroti banyaknya genangan air. "Ini kubangan air bisa menimbulkan jentik nyamuk. Nanti tolong diperhatikan," ungkapnya, sambil menunjuk kubangan air bekas galian yang belum ditimbun.
Seolah penasaran dengan kondisi Rumah Sakit Bahteramas yang sebelumnya telah ia baca melalui media, satu persatu ruang perawatan didatangi. Meski tidak terlalu banyak komentar, namun dari raut wajahnya tersirat jelas jika Menkes agak kecewa dengan kondisi Rumah Sakit yang diklaim bertaraf internasional.
Sayangnya, ketika dicegat wartawan mengenai hasil pantauannya, gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam yang kebetulan mendampingi buru-buru menjelaskan bahwa pihaknya akan segera memperbaharui sejumlah kekurangan di Rumah Sakit. Menteri Kesehatan pun tak memberi komentar lalu berjalan menuju kendaraan dinas yang sudah disiapkan.
"Sebenarnya, yang membuat cepat sembuh itu adalah soal lingkungan dan sapaan manusiannya. Setelah itu kemampuan dokternya," ujarnya, sambil menyebut hal ini disampaikannya terkait dengan pemberitaan media soal pelayanan kurang maksimal dari Rumah Sakit.
Olehnya itu, ia mengaku sangat menghargai pernyataan gubernur yang kembali menyadari bahwa Rumah Sakit besar itu tidak terlalu penting, namun paling utama soal mutunya. "Makanya, kita sarankan kalau perlu stop dulu pembangunannya. Fokus dulu pada peningkatan mutu pelayanan. Anggaran yang ada digunakan dulu meningkatkan pelayanan itu, termasuk dana BLUD untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan," ungkapnya.
Nur Alam mengakui pembangunan Rumah Sakit Bahteramas sekitar 50 persen lebih. Dalam waktu dekat rencananya akan dilanjutkan pembangunannya. Soal konsep Rumah Sakit Bahteramas yang dianggap kuno oleh Menteri Kesehatan, ia punya argumen sendiri. "Lahan rumah sakit ini sangat luas, sehingga konsepnya seperti ini," katanya.
Memang hal ini cukup beralasan, kalau patokannya kota besar seperti Jakarta, tentu tidak bisa disamakan, karena di sana lahannya sempit sehingga model membangunnya bukan menyebar tapi ke atas. Termasuk soal koridor yang panjang, memang diakui cukup jauh, namun dihubungkan dengan jalan pintas sehingga bisa efektif.
"Semua ruangan saling berhubungan dengan koridor sehingga bisa lebih cepat aksesnya," jelasnya, diamini direktur RSU Bahteramas, dr.Nurjayadin.
Kedatangan Menteri Kesehatan beserta jajarannya di Sultra dalam rangka kunjungan kerja, 13 dan 14 Mei 2013. Sultra merupakan provinsi ke-27 yang sudah dikunjungi. Kunjungan ke RSU Bahteramas merupakan agenda terakhir, setelah sebelumnya menggelar rapat koordinasi dengan Dinkes kabupaten/kota se Sultra.
"Ini rumah sakit bagus, sayang kalau tidak didukung dengan pelayanan yang baik," pesan Menkes pada semua perawat sambil meninggalkan lobi RS menuju bandara. (cr3/fya/kp/kn)
KLICKSATU (Kendari) - Dalam kunjungan kerja Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Sp.A,MPH sangat memiriskan bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Menteri Kesehatan mengkritik konsep pembangunan Rumah Sakit Bahteramas yang dianggap kuno.
Menteri kesehatan Protes atas Bangunan RSUD Bahteramas
Menurut
Nafsiah Mboi, Rumah Sakit tidak harus besar, namun tepenting rapi, hijau,
bersih dan aksesnya mudah. "Satu ruangan ke ruangan lainnya berjauhan
kayak gini. Ini kok bikin lelah, baik perawat apalagi pasiennya. Terlalu jauh
koridor. Konsep RS modern itu yang utama rapi,"tukasnya saat
mengunjungi RS kebanggaan Pemrov Sultra itu kemarin.
Selain konsep bangunan yang dinilai kurang efektif karena letaknya berjauhan, ia juga menyoroti banyaknya genangan air. "Ini kubangan air bisa menimbulkan jentik nyamuk. Nanti tolong diperhatikan," ungkapnya, sambil menunjuk kubangan air bekas galian yang belum ditimbun.
Seolah penasaran dengan kondisi Rumah Sakit Bahteramas yang sebelumnya telah ia baca melalui media, satu persatu ruang perawatan didatangi. Meski tidak terlalu banyak komentar, namun dari raut wajahnya tersirat jelas jika Menkes agak kecewa dengan kondisi Rumah Sakit yang diklaim bertaraf internasional.
Sayangnya, ketika dicegat wartawan mengenai hasil pantauannya, gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam yang kebetulan mendampingi buru-buru menjelaskan bahwa pihaknya akan segera memperbaharui sejumlah kekurangan di Rumah Sakit. Menteri Kesehatan pun tak memberi komentar lalu berjalan menuju kendaraan dinas yang sudah disiapkan.
Sebelumnya, saat dikonfirmasi usai pelaksanaan Rakor Kesehatan di salah satu
hotel, kemarin, ia mengatakan Rumah Sakit itu harusnya memberi efek 50 persen
bagi pelayanan pasien. Jadi, mestinya hal ini prioritas, termasuk kemampuan
teknis dari perawatnya.
"Sebenarnya, yang membuat cepat sembuh itu adalah soal lingkungan dan sapaan manusiannya. Setelah itu kemampuan dokternya," ujarnya, sambil menyebut hal ini disampaikannya terkait dengan pemberitaan media soal pelayanan kurang maksimal dari Rumah Sakit.
Olehnya itu, ia mengaku sangat menghargai pernyataan gubernur yang kembali menyadari bahwa Rumah Sakit besar itu tidak terlalu penting, namun paling utama soal mutunya. "Makanya, kita sarankan kalau perlu stop dulu pembangunannya. Fokus dulu pada peningkatan mutu pelayanan. Anggaran yang ada digunakan dulu meningkatkan pelayanan itu, termasuk dana BLUD untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan," ungkapnya.
Nur Alam mengakui pembangunan Rumah Sakit Bahteramas sekitar 50 persen lebih. Dalam waktu dekat rencananya akan dilanjutkan pembangunannya. Soal konsep Rumah Sakit Bahteramas yang dianggap kuno oleh Menteri Kesehatan, ia punya argumen sendiri. "Lahan rumah sakit ini sangat luas, sehingga konsepnya seperti ini," katanya.
RSUD Bahteramas Kendari
Memang hal ini cukup beralasan, kalau patokannya kota besar seperti Jakarta, tentu tidak bisa disamakan, karena di sana lahannya sempit sehingga model membangunnya bukan menyebar tapi ke atas. Termasuk soal koridor yang panjang, memang diakui cukup jauh, namun dihubungkan dengan jalan pintas sehingga bisa efektif.
"Semua ruangan saling berhubungan dengan koridor sehingga bisa lebih cepat aksesnya," jelasnya, diamini direktur RSU Bahteramas, dr.Nurjayadin.
Kedatangan Menteri Kesehatan beserta jajarannya di Sultra dalam rangka kunjungan kerja, 13 dan 14 Mei 2013. Sultra merupakan provinsi ke-27 yang sudah dikunjungi. Kunjungan ke RSU Bahteramas merupakan agenda terakhir, setelah sebelumnya menggelar rapat koordinasi dengan Dinkes kabupaten/kota se Sultra.
"Ini rumah sakit bagus, sayang kalau tidak didukung dengan pelayanan yang baik," pesan Menkes pada semua perawat sambil meninggalkan lobi RS menuju bandara. (cr3/fya/kp/kn)