Opinion Peblika

Opinion Peblika
Suasana Foto Galian Tanah Tambang C Tanpa Melalui SRKL dan AMDAL di Wakatobi

Jumat, 01 April 2011

SITUS GUA PRASEJARAH KONAWE UTARA HAMPIR PUNAH.....

OLEH : ALI AHMADI,SS *)
Kompleks Situs Gua Prasejarah Konawe Utara memperlihatkan Bukti-bukti arkeologis yang ditemukan pada kawasan karst Konawe Utara merupakan evidensi arkeologis dan faktor pemukiman maupun faktor lainnya, dimana temuan menjadi bukti aktivitas manusia masa la...lu.Berdasarkan hasil penelitian Balai Arkeologi (Balar) Makassar tahun 2009, temuan-temuan arkeologis yang berhasil dikumpulkan baik variabilitas, ciri maupun fungsional maka dapat dipastikan bahwa gua-gua prasejarah Konawe Utara yang teridentifikasi berjumlah 7 (tujuh) situs, di manfaatkan oleh manusia pendukungnya sebagai tempat penguburan, mulai dari masa prasejarah hingga masa kemudian (sekurang-kurangnya hingga abad-15 M). Selanjutnya dari beberapa jenis dan ciri benda arkeologis yang ditemukan, baik di permukaan gua maupun dari penggalian, seperti alat serpih, tatal batu, batu inti, beliung, gerabah, kerang dan arang, memberi keterangan bahwa sebelum menjadi lokasi penguburan situs-situs tersebut terlebih dahulu menjadi tempat bermukim. Masa hunian gua-gua prasejarah di Konawe Utara, tampaknya berlangsung secara bergelombang. Kemungkinan gua-gua tersebut pertama kali dihuni oleh kelompok manusia yang sudah mengenal tradisi lukis didinding gua, seperti lukisan-lukisan gua, yang terdapat di gua Asera. Tradisi melukis ini oleh para ahli di tempatkan pada masa Mesolitik (40.000-10.000 tahun yang lalu) yang didukung oleh kelompok manusia dari ras Austro-Melanid. Sementara temuan Beliung (kapak batu yang diasah) dan gerabah yang didapatkan di Gua Tengkorak, Wiwirano adalah tradisi yang berkembang pada masa bercocok tanam (sekitar 3.000 tahun yang lalu) yang didukung oleh kelompok manusia dari ras Austronesia (Mongoloid). 
 
 
 
Pernyataan ini didukung oleh tradisi tutur masyarakat setempat (suku Tolaki) yang mengatakan bahwa sebelum leluhur mereka tiba di daratan Sulawesi Tenggara, terlebih dahulu wilayah ini didiami oleh sekelompok manusia yang bertubuh besar. Bisa jadi penduduk asli yang dimaksud dalam ceritera itu adalah migrasi awal manusia moderen dari ras Austo-Melanid yang bermukim di gua-gua dengan mengembangkan tradisi melukis dinding gua (seperti lukisan cap tangan di Gua Asera). Gelombang selanjutnya adalah Manusia Mongoloid Selatan (Penutur Austronesia) yang menyebar sekitar 4.000 tahun yang lalu dari Taiwan melalui pulau-pulau di Asia Tenggara (Philipina, Kalimantan) hingga sampai di Daratan Sulawesi dengan mengembangkan tradisi pertanian padi-padian dan memelihara binatang dan teknologi alat batu (serpih dan beliung) serta tekhnologi gerabah. 
 
Mengingat pentingnya keberadaan Situs Gua Prasejarah Konawe Utara sebagai kekayaan budaya daerah, maka perlu adanya perhatian khusus sekaligus proteksi guna pengamanannya dari aktivitas (transformasi Budaya) yang berpotensi merusak situs. Studi Teknis terhadap Situs Gua-Gua Prasejarah Konawe Utara merupakan gerakan dan tindakan Pengamanan serta Pengembangan dalam rangka peningkatan pelestarian Situs yang dimaksud. Untuk itu diharapkan adanya pendukungan dan fasilitasi Studi Teknis baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.